BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah

Menurut teori behaviorisme
belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage,
Berliner, 1984). Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia
dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori
Ivan Petrovich Pavlov, ahli psikologi Rusia berpengalaman dalam melakukan
serangkaian percobaan yang terkenal pula dengan conditioned response-nya
ia juga mempelajari hal belajar pada binatang. Dalam percobaan itu ia melatih
anjingnya untuk mengeluarkan air liur karena stimulus yang dikaitkan dengan
makanan. Proses belajar ini terdiri atas pembentukan asosiasi (pembentukan
hubungan antara gagasan, ingatan atau kegiatan pancaindra) dengan makanan,
untuk itu dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang teori belajar
Ivan P. Pavlov.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
behaviorisme?
2. Bagaimana
biografi Pavlov?
3. Bagaimana Teori
Kepribadian Behaviorisme Menurut Pandangan Ivan Petrovich Pavlov?
4.
Bagaimana Struktur, Dinamika, dan Perkembangan Kepribadian Menurut
Pavlov?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Behaviorisme
Seperti telah
diketahui, behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan
oleh John B. Watson pada tahun 1913. Sama halnya dengan psikoanalisa,
behaviorisme juga merupakan aliran yang revolusioner, kuat dan berpengaruh
serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Sejumlah filsuf dan ilmuwan
sebelum Watson dalam satu dan lain bentuk telah mengajukan gagasan-gagasan
mengenai pendekatan objektif dalam mempelajari manusia berdasarkan pandangan
yang mekanistis dan materialistis, suatu pendekatan yang menjadi ciri utama
dari behaviorisme. Seorang di antaranya adalah Ivan Pavlov (1849-1936), seorang
ahli fisiologi Rusia.
Teori Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan
dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap
rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap
perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam
menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan
tindakan yang diinginkan. Pendidikan behaviorisme merupakan kunci dalam
mengembangkan keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman dalam semua bidang
subjek dan manajemen kelas. Ada ahli yang menyebutkan bahwa teori belajar behavioristik
adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara
konkret.
Dalam teori
behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat
diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan
nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar.
Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan.
Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional
atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya
dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih
menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi
respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku
mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus).
Teori Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme dan
juga psikoanalisis. Behaviorisme ingin menganalisis hanya perilaku yang Nampak
saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan.
B.
Biografi Ivan Petrovich Pavlov (Ivan Petrovich Pavlov 1849-1936)
Ivan Petrovich
Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa tempat ayahnya Peter
Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di sekolah gereja dan
melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjana kedokteran dengan
bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur departemen fisiologi
pada Institute of Experimental Medicine dan memulai penelitian mengenai
fisiologi pencernaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel pada bidang
Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian sangat
mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah Work of
Digestive Glands (1902) dan Conditioned Reflexes (1927).
Pavlov meninggal di Leningrad pada tanggal 27 Februari 1936. Sebenarnya ia
bukan seorang sarjana psikologi dan ia pun tidak mau disebut sebagai ahli psikologi,
karena ia adalah seorang sarjana ilmu faal yang fanatik. Cara berpikirnya adalah sepenuhnya cara
berpikir ahli ilmu faal, bahkan ia sangat anti terhadap psikologi karena
dianggapnya kurang ilmiah. Dalam
penelitian-penelitiannya ia selalu berusaha menghindari konsep-konsep meupun
istilah-istilah psikologi. Sekalipun demikian, peranan Pavlov dalam psikologi
sangat penting, karena studinya mengenai refleks-refleks akan merupakan dasar
bagi perkembangan aliran psikologi behaviorisme. Pandangannya yang paling
penting adalah bahwa aktivitas psikis sebenarnya tidak lain daripada
rangkaian-rangkaian refleks belaka. Karena itu, untuk mempelajari aktivitas
psikis (psikologi) kita cukup mempelajari refleks-refleks saja. Pandangan yang
sebenarnya bermula dari seorang tokoh Rusia lain bernama I.M. Sechenov. I.M.
yang banyak mempengaruhi Pavlov ini, kemudian dijadikan dasar pandangan pula
oleh J.B. Watson di Amerika Serikat dalam aliran Behaviorismenya setelah
mendapat perubahan-perubahan seperlunya.
C.
Teori Kepribadian Behaviorisme Menurut Pandangan Ivan
Petrovich Pavlov
a.
Latar belakang behaviorisme
Aliran psikologi di Rusia dipelopori oleh Ivan Petrovich Pavlov,
dan dikenal sebagai aliran behaviorisme di Rusia. Behaviorisme merupakan aliran
dalam psikologi yang timbul sebagai perkembangan dari psikologi pada umumnya.
Para ahli psikologi dalam rumpun behaviorisme ingin meneliti psikologi secara
obyektif. Mereka berpendapat bahwa kesadaran merupakan hal yang dubious,
sesuatu yang tidak dapat diobservasi secara langsung, secara nyata.
Pavlov adalah seorang yang kaku dan intelek dengan disiplin diri
yang keras. Ia menerapkan disiplin dan pengharapannya yang kaku pada begitu
banyak mahasiswa yang belajar dibawah bimbingannya dalam tahun-tahun
produktifnya. Ia seorang metodologi sistematis, baginya pengumpulan data adalah
bidang yang serius. Laboratorium baru yang dibangun bagi Pavlov oleh pemerintah
stalin dijuluki “menara keheningan”, yang mencerminkan konstruksinya yang kedap
suara dan tindak-tanduk para pekerja laboratorium tersebut.
Pavlov menerima hadiah nobel pada tahun 1904 atas karyanya tentang
basis saraf dan kelenjar dalam pencernaan. Dalam kaitan dengan penelitian
tersebut, Pavlov menemukan prinsip-prinsip penting pengondisian asosiatif dan
hal inilah yang dikenang darinya hingga kini. Pavlov menciptakan suatu alat
yang ditanamkan dalam pipi anjing yang menjadi subjeknya yang mengumpulkan liur
sebagai pengukuran proses-proses pencernaan yang diteliti. Dalam eksperimennya
yang teliti, Pavlov mencermati bahwa subjek berulang kali berliur menjelang
diberi makanan, yang ditunjukkan dengan mendekatnya seorang eksperimenter atu
penyajian piring makanan. Observasi yang tajam ini membawa Pavlov pada suatu
program penelitian yang menuntut pada pengembangan refleksologi pengondisian.
Ia menemukan bahwa ia dapat menggunakan suatu stimulus netral, seperti sebuah
ketukan metronom, nada, atau sinar, dan setelah berhasil memasangkannyadengan
hadiah utama, seperti makanan, seekor anjing yang termotivasi (yakni anjing
yang lapar) akan merespon dengan berliur terhadap stimulus netral yang
diberikan tanpa makanan.
Menurut Pavlov aktifitas organisme
dapat dibedakan atas:
1)
Aktifitas yang bersifat reflektif, yaitu aktifitas organisme yang
tidak disadari oleh organism yang bersangkutan. Organisme membuat respon tanpa
disadari sebagai reaksi terhadap stimulus yang mengenainya.
2)
Aktifitas yang disadari, yaitu aktifitas atas kesadaran organism
yang bersangkutan. Ini merupakan respon atas dasar kemauan sebagai suatu reaksi
terhadap stimulus yang diterimanya. Ini berarti bahwa stimulus yang diterima
oleh organisme itu sampai di pusat kesadaran, dan barulah terjadi suatu
respons. Dengan demikian maka jalan yang ditempuh oleh stimulus dan respons
atas dasar kesadaran lebih panjang apabila dibandingkan dengan stimulus dan
respons yang tidak disadari, atau respon yang reflektif.
Berkaitan
dengan hal tersebut Pavlov sangat memusatkan perhatiannya pada masalah refleks,
karena itu pula psikologi Pavlov sering disebut sebagai psikologi refleks atau
psychoreflexology.
Pada mulanya pemikiran
dan eksperimen Pavlov hanya terbatas di Rusia, tetapi kemudian menyebar juga ke
Ameroka, terutama bagi para ahli yang menolak digunakannya metode intropeksi
dalam psikologi. Pavlov berkeberatan digunakannya metode intropeksi,
karena dengan intropeksi tidak dapat
diperoleh data yang obyektif. Pavlov ingin merintis ke objective psychology,
karena itu intropeksi tidak digunakan. Ia mendasarkan eksperimennya atas dasar
observed facts, pada keadaan yang benar-benar dapat diobservasinya. Eksperimen
Pavlov ini banyak pengaruhnya pada masalah belajar, misalnya pada pembentukan
kebiasaan (habit formation).
b.
Analisis Teori Behavioristik
Behaviorisme tidak dapat dipisahkan dengan eksperimen Pavlov yang
sangat terkenal tentang pencernaan. Dalam penelitian tersebut ia melihat bahwa
subjek penelitiannya (seekor anjing) akan mengeluarkan air liur sebagi respons
atas munculnya makanan. Ia kemudian mengeksplorasi fenomena ini dan kemudian
mengembangkan satu studi perilaku (behavioral study) yang dikondisikan, yang
dikenal dengan teori classical
conditioning. Menurut teori ini, ketika makanan (makanan disebut sebagai the
unconditioned or unlearned stimulus- stimulus yang tidak dikondisikan atau
tidak dipelajari) dipasangkan atau ikutsertakan dengan bunyi bel (bunyi bel
disebut sebagai the conditioned or learned stimulus- stimulus yang
dikondinisikan atau dipelajari), maka bunyi bel akan menghasilkan respon yang
sama, yaitu keluarnya air liur dari si anjing percobaan.
Berawal dari teori tersebut, kaum
behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan perilaku
dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang orang
yang belajar dalam berperilaku.
c.
Pavlovionisme
Teori ini sering disebut dengan classical conditioning atau
stimulus substitution. Pavlov berpendapat bahwa belajar merupakan proses
terjadinya refleks-refleks atau respon-respon bersyarat melalui stimulus
pengganti.
Teori ini kemudian dikembangkan oleh john B.watson, menurutnya manusia
dilahirkan dengan beberapa refleks dan reaksi-reaksi emosional berupa takut,
cinta dan marah. Semua tingkah laku lainya terbentuk oleh hubungan-hubungan
stimulus, respon, baru melalui “conditioning”.
Karya Pavlov mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikologi
behavioristik di Amerika. Classic conditioning (pengkondisian
) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing ,
dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara
berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Belajar menurut
teori ini adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya
syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yangterpenting dalam belajar menurut
teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah
belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi
dihiraukan. (Alwisol, 2004: 402).
Ivan Petrovich Pavlov mengemukakan bahwa dengan menerapkan strategi
ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara stimulus alami dengan
stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan,
sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang
berasal dari luar dirinya. Strategi Pavlo ini individu dapat dikendalikan
melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk
mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar
dikendalikan oleh stimulus dari luar. (Juntika Syamsu,2008:124)
D.
Struktur, Dinamika, dan Perkembangan Kepribadian Menurut Pavlov
Struktur Kepribadian menurut pandangan Pavlov terbagi atas dua
bagian yaitu : (Alwisol, 2004: 402).
1. Tingkah laku
responden (Responden Behavior)
Respon yang dihasilkan organisme untuk menjawab stimulus secara
spesifik berdasarkan respon yang diberikan, seperti mengeluarkan air liur
ketika melihat makanan.
2. Tingkah laku
operan (operant behavior)
Respon yang dimunculkan organisme tanpa adanya stimulus spesifik
yang langsung memaksa terjadinya respon itu. Organisme dihadapkan kepada
pilihan-pilihan respon mana yang akan dipakai untuk menanggapi suatu stimulus, dinamika
dan Perkembangan kepribadian Menurut pandangan Pavlov: (Alwisol, 2004:402).
Pavlov yakin bahwa kepribadian dapat dipahami dengan
mempertimbangkan tingkah laku dalam hubungan yang terus menerus dengan
lingkungan nya. Cara yang efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkah laku
adalah penguatan, maksudnya dengan diberikan penguatan-penguatan yang positif,
maka tingkah laku seseorang akan bisa berubah dan terkontrol dengan baik.
Strategi untuk mengubah tingkah laku menurut pandangan Pavlov itu pada dasarnya
ada dua yaitu : (Alwisol, 2004: 402)
3. Conditioning
Clasik, disebut juga dengan conditioning responden karena tingkah laku
dipelajari dengan memanfaatkan hubungan stimulus respon yang bersifat reflek.
4. Conditioning
Operan, conditioning operan tidak tergantung kepada tingkah laku otomatis atau
refleks sehingga jauh lebih fleksibel dibandingkan dengan conditioningclasik.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami
perilaku individu dari sisi fenomena fisik,dan cenderung mengabaikan
aspek-aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme cenderung tidak mengakui
adanya kecerdasan,bakat,minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.
2. Ivan Petrovich
Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia. Sebenarnya ia bukan seorang sarjana psikologi dan ia
pun tidak mau disebut sebagai ahli psikologi, karena ia adalah seorang sarjana
ilmu faal yang fanatik. Dalam penelitian-penelitiannya ia selalu berusaha
menghindari konsep-konsep meupun istilah-istilah psikologi. Sekalipun demikian,
peranan Pavlov dalam psikologi sangat penting, karena studinya mengenai
refleks-refleks akan merupakan dasar bagi perkembangan aliran psikologi
behaviorisme.
3.
Karya Pavlov mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikologi
behavioristik di Amerika. Classic conditioning (pengkondisian)
adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing ,
dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara
berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Belajar menurut
teori ini adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya
syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yangterpenting dalam belajar menurut
teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah
belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi
dihiraukan. (Alwisol, 2004: 402)
Ivan Petrovich
Pavlov mengemukakan bahwa dengan menerapkan strategi ternyata individu dapat
dikendalikan melalui cara stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk
mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak
menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
Strategi Pavlo ini individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus
alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang
diinginkan. Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari
luar. (Juntika Syamsu,2008:124)
4.
Struktur Kepribadian menurut pandangan Pavlov terbagi atas dua
bagian yaitu ;
a.
Tingkah laku responden (Responden Behavior)
b.
Tingkah laku operan (operant behavior)
Dinamika dan
Perkembangan kepribadian Menurut pandangan Pavlov:
Pavlov yakin
bahwa kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan tingkah laku dalam
hubungan yang terus menerus dengan lingkungan nya. Cara yang efektif untuk
mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah penguatan, maksudnya dengan
diberikan penguatan-penguatan yang positif, maka tingkah laku seseorang akan
bisa berubah dan terkontrol dengan baik. Strategi untuk mengubah tingkah laku
menurut pandangan Pavlov itu pada dasarnya ada dua yaitu : (Alwisol, 2004: 402)
a. Conditioning
Clasik, disebut juga dengan conditioning responden karena tingkah laku
dipelajari dengan memanfaatkan hubungan stimulus respon yang bersifat reflek.
b. Conditioning
Operan, conditioning operan tidak tergantung kepada tingkah laku otomatis atau
refleks sehingga jauh lebih fleksibel dibandingkan dengan conditioning clasik.
DAFTAR PUSTAKA
Bimo
Walgito. Pengantar Psikologi Umum.2002.Yogyakarta:Andi.
James
F.Brennan. Sejarah dan system Psikologi.2006.Jakarta:PT.Raja Grafindo
Persada.
Budiningsih, C., Asri, Belajar dan Pembelajaran, 2005,
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syamsu Yusuf dan Achmad Juntika Nurihsan, Teori Kepribadian,
2013 Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muzdalifah.
Psikologi Pendidikan. STAIN KUDUS, (Kudus:2008)
Sumanto.Psikologi
Umum.2014.Yogyakarta:CAPS
https://binham.wordpress.com/2012/04/18/teori-kepribadian-behavioristik/ diakses pada tanggal 30 april
2015 pukul 14.00